Laman

Kamis, 03 November 2011

Tahukah anda tentang BBLR (Berat bayi lahir rendah) ???


Hii guys,, pasti binggungkan, apa sih BBLR..???
disini saya akan jelasin apa itu BBLR..silahkan dibaca.. ^^

Setiap pasangan keluarga mendambakan lahirnya keturunan. Kehadiran seorang bayi bagi pasangan suami istri  merupakan hal yang amat membahagiakan.tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai kemungkinan mendapatkan gejala yang penyebabnya dapat dicegah dengan pengawasan sebelum dan setelah kelahiran yang baik.
Sekarang telah banyak diketahui bahwa penyakit bayi baru lahir merupakan kelanjutan penyakit ibu atau disebabkan oleh kelainan pada kehamilan dan kelahiran. Akibat ekstrim daripada penyakit ibu pada janin ialah abortus, kematian janin intra uterin, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kematian neonatal, kelainan congenital, morbiditas neonatal dan sekuele neurologist.
Khusus untuk masalah BBLR sampai saat ini masih banyak ditemukan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dengan berbagai penyebab. Dimana BBLR akan mengalami banyak masalah yang akhirnya meningkatkan angka morbiditas dan mortilitas pada bayi.


Definisi
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2004) bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram  disebut premature. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants/ Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Perkembangan Kasus
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2007 prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (UNICEF 2004).
 Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%  (Setyowati 1996).
Karakteristik Kasus (Gejala/ciri-ciri, mekanisme)
   Menurut Sitohang (2004) gejala/ciri-ciri merupakan gambaran klinis dari BBLR yang menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah. Cir-ciri tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
1.    Fisik
-       Bayi kecil
-       Pergerakan kurang dan masih lemah
-       Kepala lebih besar daripada badan
-       Berat badan < 2500 gram
2.    Kulit dan kelamin
-       Kulit tipis dan transparan
-       Lanugo banyak
-       Rambut halus dan tipis
-       Genitalia belum sempurna
3.    Sistem syaraf
-       Refleks moro
-       Reflex menghisap, menelan, batuk belum sempurna
4.    Sistem musculoskeletal
-       Axifikasi tengkorak sedikit
-       Ubun-ubun dan satura lebar
-       Tulang rawan elastis kurang
-       Otot-otot masih hipotonik
-       Tungkai abduksi
-       Sendi lutut clan kaki fleksi
-       Kepala menghadap satu jurusan
5.    System pernafasan
-       Pernafasan belum teratur sering apnoe
-       Frekuensi nafas bervariasi
Sedangkan pada ciri-ciri dasar dari neonatus BBLR dapat dilihat adanya gejala-gejala berikut ini.
1.    Aktivitas/istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam.

2.    Pernafasan
Tapkinea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau presentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya secret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung.

3.    Makanan/cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gram menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian zat gizi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infuse. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg BB/hari.

4.    Berat badan
Kurang dari 2500 gram

5.    Suhu
BBLR mudah mengalami hipotemia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan.

6.    Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering.

Gambar 1 bayi termasuk BBLR (berat lahir 2000 gram)
Dampak terhadap Ibu dan Janin/Bayi
   Ibu yang melahirkan BBLR lebih mengalami dampak psikologis. Hal ini dikarenakan adanya kecemasan, was-was, rasa takut bayinya akan mengalami masalah kesehatan yang lainnya. Sedangkan pada janin/bayi lebih rentan  berdampak pada masalah kesehatan misalnya adanya komplikasi langsung dan masalah kesehatan jangka panjang.
Menurut Subramanian (2006) Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
·         Hipotermia
·         Hipoglikemia
·         Gangguan cairan dan elektrolit
·         Hiperbilirubinemia
·         Sindroma gawat nafas
·         Paten duktus arteriosus
·         Infeksi
·         Perdarahan intraventrikuler
·         Apnea of Prematurity
·         Anemia
Lebih lanjut Subramanian (2006) mengungkapkan terdapat pula  masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Masalah kesehatan jangka panjang tersebut antara lain :
·           Gangguan perkembangan
·           Gangguan pertumbuhan
·           Gangguan penglihatan (Retinopati)
·           Gangguan pendengaran
·           Penyakit paru kronis
·           Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
·           Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Penyebab
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (Ikatan Dokter Anak Indonesia  2004).
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, DM, nefritis akut, toksemia graidarum, dan lain-lain
b. Komplikasi pada kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
c. Usia Ibu dan paritas
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan multi gravid yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
d. Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
e. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya BBLR. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah yang  berkenaan pada kemampuan/ daya beli asupan makanan sehingga ibu mengalami kurang gizi akan melahirkan bayi yang BBLR.
2.  Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.
3. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun (WHO 2007).
Menurut  Ikatan Dokter Anak Indonesia  (2004) riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu untuk mencari penyebab dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
·         Umur ibu
·         Riwayat hari pertama haid terakir
·         Riwayat persalinan sebelumnya
·         Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
·         Kenaikan berat badan selama hamil
·         Aktivitas
·         Penyakit yang diderita selama hamil
·         Obat-obatan yang diminum selama hamil
Pengobatan
Menurut  Ikatan Dokter Anak Indonesia  (2004) langkah pengobatan yang ditempuh pada BBLR dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K1  melalui :
-       Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
-       Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
Pemberian makan dan minum pada BBLR
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama (Suradi 2006):
-       Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
-       Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut (Ikatan Dokter Anak Indonesia  2004) :
a.    Berat lahir 1750 – 2500 gram
Ø  Pada bayi sehat :
-       Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Perlu diingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
-       Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Ø  Pada bayi sakit
-       Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.
-       Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
·         Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar